Story' telling
×
Cari blog ini
Beranda / Pelajaran / Pengetahuan
Pengajaran Edukatif dan Kreatif dengan Storytelling
Oleh Zein Sakti
Nelson Mandela berkata bahwa pendidikan adalah senjata terkuat yang dapat kamu gunakan untuk mengubah dunia. Sekarang adalah zaman teknologi di mana semua negara berlomba-lomba untuk memajukan teknologi mereka karena mereka sadar yang menguasai teknologilah yang akan makmur dan sejahtera.
Nah, untuk menguasai teknologi, negara butuh orang-orang yang ahli dan berkompeten. Orang-orang yang ahli dan berkompeten tidak akan ada tanpa pendidikan yang baik. Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana cara meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang harus kita akui masih sangat kurang ini demi menciptakan generasi muda yang ahli dan berkompeten?
Jawaban dari pertanyaan tadi akan sangat kompleks karena akan mengatur segala aspek dari mulai aspek ekonomi hingga sosial, tapi mari kesampingkan dahulu hal tersebut karena kita akan kembali ke aspek dasar yang menentukan bagaimana pendidikan bisa menjadi baik dan berkualitas atau tidak. Aspek yang saya maksud adalah aspek pengajar atau guru.
Pengajaran Edukatif dan Kreatif dengan Story Telling
Menurut data UNESCO dalam Global Education Monitoring (GEM) Report 2016, pendidikan di Indonesia berada di peringkat ke-10 dari 14 negara berkembang dan kualitas guru peringkat ke-14 dari 14 negara berkembang di dunia, Pak / Bu. Jumlah guru mengalami peningkatan sebanyak 382% dari 1999/2000 menjadi sebanyak 3 juta orang lebih, sedangkan peningkatan jumlah peserta didik hanya 17%. Dari 3,9 juta guru yang ada, masih terdapat 25% guru yang belum memenuhi syarat kualifikasi akademik dan 52% di antaranya belum memiliki sertifikat profesi.
Dari data tersebut bisa dikatakan bahwa jumlah guru terus meningkat, tapi tidak dengan kualitasnya karena masih banyak yang belum memenuhi syarat dan sertifikasi guru sehingga standar keilmuan yang bersedia menjadi turun. Sistem perekrutan guru yang tidak dilakukan secara efektif dan profesional juga menyebabkan kompetensi guru menjadi rendah.
Selama belasan tahun menjadi siswa tentunya saya telah banyak melihat berbagai macam tipe guru dari yang baik mengajarnya hingga yang kurang baik. Guru yang mengajarnya baik tentu ilmunya juga mudah tersampaikan dan diterima oleh muridnya. Guru yang saya temui biasanya mengajar dengan metode buku teks yang terlalu terpaku dengan buku-buku sehingga guru menjadi kurang kreatif, hasilnya murid pun menjadi bosan dan kurang bergairah dalam belajar yang berakibat ilmu yang mengajarkan tidak tersampaikan. Ada juga guru yang hanya mengajar dengan membaca slide-slide Power Point tanpa pengembangan dan penjelasan lebih lanjut. Sungguh kurang menarik dan inovatif yang peduli seperti itu.
Menurut saya, biasanya ada satu ciri yang saya menjawab dari guru yang mengajar saya dengan baik, yaitu kemampuan storytelling- nya yang bagus.
BACA JUGA
Tak Ingin Mengurangi Jam Operasional Pengiriman? Memaksimalkan Armada Distribusi Anda!
Kekhawatiran Fans One Piece kepada Eiichiro Oda Ketika Wabah Virus Corona
Ternak Belatung Lalat Hitam dan Manfaatnya untuk Budidaya Ikan
Mendongeng adalah sebuah teknik atau kemampuan untuk menceritakan kisah, pengaturan adegan, acara, materi, dan juga dialog. Mendongeng menggunakan kemampuan penyaji untuk menyampaikan sebuah cerita dengan gaya, intonasi, dan alat bantu yang menarik minat pendengar. Selain itu, storytelling juga memberikan rasa senang dan suasana yang gembira karena pembicara dituntutakan materinya dengan baik.
Tujuan dari membangun cerita antara lain adalah menambah wawasan, memberikan pengalaman baru dan memberikan pemahaman yang baik serta melatih daya tangkap dan nalar pendengar.
S torytelling juga memiliki beberapa prinsip lain adalah mengedukasi, storytelling yang bagus akan membuat pendengar menjadi penasaran dan akhirnya tertarik dengan materi yang disampaikan sehingga. Prinsip selanjutnya dalah menghibur karena bercerita di sampaikan dengan cara-cara yang menyenangkan . Storytelling juga memiliki prinsip terorganisasi karena hal yang disampaikan harus disusun dengan runtut dan jelas. Prinsip yang terakhir adalah mengesankan, karena hal yang disampaikan dengan storytellling akan mudah diingat oleh pendengar sehingga berkesan.
Storytelling memang lebih sering digunakan dalam proses belajar mengajar utama pada tingkat pemula atau anak-anak namun sebenarnya bisa diaplikasikan pada semua tingkat pendidikan bahkan perguruan tinggi sekalipun
Komentar
Posting Komentar